Wakil Ketua II DPRD Luwu Timur: Jangan Apatis, Mari Berpartisipasi dalam Demokrasi

  • Bagikan

Malili, Koranta.id, 1 Desember 2025 – Wakil Ketua II DPRD Luwu Timur, Hj Harisa Suharjo, menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik kepada Masyarakat Tahun 2025 yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Luwu Timur.

Kegiatan ini mengangkat tema “Demokrasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Masa Depan Luwu Timur yang Lebih Maju dan Sejahtera.”

Di hadapan peserta yang mayoritas berasal dari organisasi kemasyarakatan, ASN, serta pelajar, Harisa menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan tersebut menjadi bukti semakin tingginya kesadaran akan pentingnya pendidikan politik.

Saya lihat semangat Bapak dan Ibu, anak-anakku semua, luar biasa. Ini harus diberi dukungan agar kegiatan seperti ini terus berlangsung,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Harisa lebih memilih memberikan perspektif praktis mengenai demokrasi dan peran masyarakat daripada sekadar teori. Harisa menegaskan bahwa demokrasi tidak hanya bicara soal pesta pemilu, tetapi bagaimana masyarakat terlibat secara aktif dalam proses pembangunan dan pengawasan kebijakan.

Saya tidak ingin bicara teori. Saya ingin kita memahami bagaimana bentuk partisipasi kita dalam berdemokrasi, mulai dari memberikan suara, menyampaikan aspirasi, mengikuti forum musyawarah, hingga bergabung dalam organisasi,” jelasnya.

Ia mencontohkan pengalamannya mengikuti Pemilu 2024 lalu sebagai salah satu bentuk partisipasi politik. Harisa menyebut ada tiga bentuk partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam demokrasi, yaitu:

1. Partisipasi Politik: Seperti ikut memilih dalam pemilu, menjadi peserta pemilu, menyampaikan aspirasi, dan terlibat dalam proses perencanaan kebijakan melalui musrenbang.

2. Partisipasi Sosial: Melalui organisasi masyarakat, komunitas, dan forum kewargaan yang ikut menyumbang gagasan, tenaga, maupun aksi sosial bagi kemajuan daerah.

3. Partisipasi Pengawasan Pemerintahan: Masyarakat dapat menjadi pengontrol jalannya pemerintahan sehingga kebijakan yang lahir tidak melenceng dari kepentingan publik.

Harisa juga mengingatkan peserta agar bijak memanfaatkan ruang digital sebagai sarana komunikasi politik, namun tetap berhati-hati terhadap penyebaran hoaks yang dapat memecah belah masyarakat.

Digital ini 24 jam ada di genggaman kita. Tapi jangan terpancing hoaks, jangan gampang terprovokasi. Banyak keputusan emosional muncul karena informasi yang tidak benar,” tegasnya.

Kepada para peserta, terutama generasi Z, Harisa menekankan bahwa politik bukan sesuatu yang harus dijauhi atau ditakuti.

Jangan apatis. Politik bukan tabu. Justru dengan politik kita bisa berbuat lebih banyak untuk daerah. Dalam politik, bukan hanya memilih, tetapi suatu saat bisa dipilih,” katanya.

Mengakhiri penyampaiannya, Harisa menegaskan bahwa kualitas demokrasi bergantung pada seberapa besar keterlibatan masyarakat.

Demokrasi tidak bisa berjalan tanpa partisipasi masyarakat. Partisipasi adalah ukuran kualitas demokrasi dan memastikan kekuasaan benar-benar di tangan rakyat,” tutupnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat sekaligus mencetak warga negara yang kritis, aktif, serta berdaya dalam proses pembangunan daerah.(Ib/Red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!