JAKARTA, Koranta.id — Anggota DPRD Luwu Timur, Sarkawi Hamid, menyoroti serius persoalan rendahnya serapan gabah petani di Kabupaten Luwu Timur yang berdampak langsung pada ketidakstabilan harga dan lemahnya posisi tawar petani di lapangan.
Menurut Sarkawi, luas persawahan di Kabupaten Luwu Timur mencapai sekitar 24.000 hektare dengan produksi gabah rata-rata 160.000 ton per musim.
Jika dihitung dengan perkiraan rendemen sekitar 50 persen, maka hasil produksi beras mencapai 80.000 ton per musim.
Namun, angka tersebut belum sebanding dengan kapasitas industri pengolahan yang tersedia saat ini.
“Jumlah penggilingan di Luwu Timur masih sangat terbatas dan hanya mampu menyerap sekitar 30 persen atau 48.000 ton gabah per musim. Artinya ada 70 persen atau sekitar 112.000 ton gabah yang keluar dan dikelola pengusaha di luar daerah,” jelas Sarkawi saat ditemui usai audiensi bersama Perum Bulog di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Selain itu, keterbatasan kapasitas penyimpanan Bulog menjadi persoalan yang turut memperburuk kondisi petani. Gudang Bulog di Luwu Timur saat ini hanya mampu menyerap sekitar 7.000 ton beras, sehingga membuka ruang bagi para tengkulak memainkan harga di bawah ketetapan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Sarkawi menyampaikan beberapa langkah strategis yang perlu segera diwujudkan, antara lain:
1. Penambahan Gudang Bulog berkapasitas 10.000–20.000 ton
2. Pengadaan minimal 5 unit penggilingan padi modern dengan sistem dryer berkapasitas 120 ton/jam
Capaiannya diharapkan bukan hanya meningkatkan serapan gabah petani, tetapi juga menjaga stabilitas harga di tingkat produsen, terutama mengingat intensitas hujan yang tinggi di wilayah Luwu Timur yang sering menyebabkan gabah tidak dapat dikeringkan secara maksimal.
“Ini penting sebagai solusi jangka panjang agar petani kita tidak lagi dipermainkan oleh pasar atau tengkulak,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sarkawi mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, melalui surat resmi yang ditandatangani langsung oleh Bupati Irwan Bachri Syam, telah menyampaikan usulan ini dalam audiensi Komisi II DPRD Lutim bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Audiensi tersebut diterima langsung oleh Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI (Purn) Marga Taufiq S.IP., M.Si., beserta jajaran pejabat Bulog pusat di kantor mereka, Jakarta.
“Kami berharap perjuangan ini dapat membuahkan hasil nyata bagi petani di Luwu Timur. Mereka butuh perlindungan, bukan sekadar janji,” tambah Sarkawi.
Dengan langkah penguatan tata kelola pascapanen dan ketersediaan infrastruktur distribusi, Sarkawi berharap Luwu Timur bisa menjadi salah satu daerah yang mampu menjaga stabilitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. “Kami akan terus mengawal usulan ini hingga terealisasi,” tutupnya.(Red)












